Hal Memberi dan Menerima



Hal Memberi dan Menerima

oleh Estomihi FP Simatupang, SH

Bukan-kah seharusnya orang yang menerima-lah yang lebih berbahagia daripada mereka yang memberi ?

Kita tahu, bahwa ada tertulis adalah lebih berbahagia orang yang memberi daripada yang menerima. Jika demikian, kalau ada orang yang tidak atau kurang bahagia seharusnya mereka cukup memberi saja.

Hanya saja, sebagian orang menganggap bahwa memberi selalu diartikan dalam bentuk materi. Sehingga merasa dan berpikir bahwa tidak ada yang dapat dia berikan dari apa yang dimiiliki untuk diberikan pada orang lain. Memberi tidak dibatasi hanya pada materi saja tetapi juga pada apa yang kita punya, yang sesungguhnya kita miliki selain materi.

Karena kita tidak menyadari jikalau kita memiliki sesuatu yang dapat kita berikan pada orang, sehingga kita tidak pernah memberi dan menerima kebahagiaan itu.

Jika hal memberi hanya terletak pada materi saja maka mereka yang hanya memiliki materi saja (baik sedikit maupun banyak) yang berkesempatan untuk berbahagia. Bukan mereka yang tidak memiliki apa-apa.

Demikian juga orang yang menerima jika selalu berpikir bahwa pemberian itu hanya dalam bentuk materi maka orang itu tidak akan pernah merasa telah menerima meskipun itu lebih dari materi yang tidak dapat dinilai. Sehingga orang yang telah memberikan waktu, hati dan pikiran kepada si penerima tidak dianggap sebagai pemberian karena tidak dalam bentuk materi.

Dalam hal ini, baik si pemberi maupun si penerima meletakkan objek pemberian dan penerimaan itu hanya dalam bentuk materi saja sehingga sipemberi tidak pernah merasa memberi dan si penerima tidak pernah merasa menerima.


Tulisan ini terinspirasi dari:

Kisah Para Rasul 20 :35
... perkataan Tuhan Yesus, sebab Ia sendiri telah mengatakan: Adalah lebih berbahagia memberi dari pada menerima."

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Hal Memberi dan Menerima"

Post a Comment