Marah dan Panas Hati


Sebuah pengajaran dari kisah Kain dan Habel

Ada sebuah pengajaran dalam pembacaan Alkitab pagi ini bahwa hati yang panas dan muka yang muram akan sangat menggoda kita untuk melakukan dosa. Sebagaimana kain yang jatuh kedalam pencobaan oleh karena-nya.

Jika memperhatikan Kamus Besar Bahasa Indonesia bahwa ada perbedaan antara marah dan panas hati, yang mana marah diartikan sebagai sangat tidak senang sedangkan panas hati diartikan sebagai sangat iri, marah dalam hati, sakit hati.

Berdasarkan pengertian kata marah dan panas hati diatas maka dalam hal ini panas hati adalah akibat dari marah yang disimpan atau dipendam terlalu lama.

Dalam teori hukum conditio sine qua non hal ini disebut sebagai teori hukum sebab akibat yaitu bahwa sebabnya seorang panas hati adalah akibat dari perasaan tidak senang yang dipendam atau disimpan terlalu lama sebagaimana kain yang membunuh habel karena panas hatinya akibat persembahannya yang tidak diindahkan Tuhan. 

Mungkin inilah mengapa kalau kita marah jangan sampai terlalu lama agar tidak timbul panas hati sebagaimana tertulis dalam Efesus 4:26 disebutkan “apabila kamu menjadi marah, janganlah sampai kemarahan itu membuat kamu berdosa.” Berhentilah marah sebelum matahari terbenam.

Tuhan memberkati kita.


Estomihi FP Simatupang, SH.,MH

Advokat dan Konsultan Hukum

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to " Marah dan Panas Hati"

Post a Comment